Street Fotografi merupakan fotografi dokumenter yang pada dasarnya merekam aktivitas manusia secara terang terangan maupun candid di tempat-tempat publik seperti jalan, taman, pantai, mal, juga dalam sebuah kegiatan diareal publik lainnya.
Dari definisi tersebut muncul beberapa persepsi, diantaranya;
Dari definisi tersebut muncul beberapa persepsi, diantaranya;
1. Street foto dihasilkan di areal publik di manapun.
2. Street foto lebih mengarah pada kehidupan sosial yang melibatkan manusia sebagai objek dan kondisi lingkungan sekitar sebagai backgroundnya.
3. Melakukan street fotografi, sang fotografer menyiapkan isu yang dibawa untuk divisualisasikan ke dalam foto, baik foto tunggal maupun foto cerita (story foto)
4. Melakukan Street Fotografi, fotografer harus bisa berkomunikasi dengan baik.
Dari beberapa persepsi tersebut semua sangat tergantung pada fotografernya untuk memaknai dan menyimpulkan tujuan street foto apa yang akan dilakukannya.
Hal lain yang perlu dicatat yaitu street fotografi tidak memerlukan model atau orang yang kita arahkan gayanya di lokasi pemotretan. Kalau misalnya kita 'menyuruh' teman/model untuk jadi objek bisa dikatakan foto tersebut bukan termasuk lingkup street fotografi lagi
Hal lain yang perlu dicatat yaitu street fotografi tidak memerlukan model atau orang yang kita arahkan gayanya di lokasi pemotretan. Kalau misalnya kita 'menyuruh' teman/model untuk jadi objek bisa dikatakan foto tersebut bukan termasuk lingkup street fotografi lagi
Dalam street photography, untuk menciptakan kelancaran di lapangan dari ulah yang tidak menyenangkan dan mampu memperhambat aktifitas memotret oleh warga sekitar, sang fotografer juga harus bisa berbaur dengan kondisi dilapangan dan melakukan pendekatan terhadap objek yang hendak di dokumentasikan. Banyak cara pendekatan terhadap obyek baik itu secara terang-terangan (kamera tidak tersembunyi) ataupun dengan diam-diam (kamera tersembunyi atau dengan menggunakan lensa tele). Penggunaan kaca sebagai refleksi ataupun cermin pada lensa juga bisa membantu merekam moment tanpa harus mengganggu objek yang akan diambil.
Trik dan tips street fotografi yang bercerita
1.Peralatan yang diperlukan untuk pemotertan Street Photography adalah : Kamera, lensa dengan focal lenght yang diperlukan
.
2.Sudut pengambilan gambar juga perlu diperhatikan, agar persepektif yang dihasilkan bagus dan baik untuk para penikmat Photography.
3.Jangan lupa pengaturan WB, Speed, Fragma dan kecepatan mata Anda dengan kondisi lighting yang ada, karna sebagian besar objek yang di foto bergerak.
4.Berfikir Sederhana. Fotografer tak perlu mengharapkan kejadian yang luar biasa akan terjadi di depan anda saat melakukan pemotretan. Apapun yang ada di sekeliling Anda, bisa menjadi subjek menarik untuk diabadikan. Jadilah seorang artis, salurkan insting artistik Anda.
5.Sabar. Sang fotografer harus sabar dan tak perlu tergesa gesa untuk mengeksekusi objek untuk menghasilkan sebuah gambar yang baik. Sabar dan tekun mencoba berkali-kali membidik sebuah objek dan subjek yang sama demi hasil yang diharapkan.
6.Eksperimen. Berani bereksperimen adalah kunci keberhasilan bagi fotografer untuk menghasilkan foto. Jika mungkin, lakukan berbagai eksperimen dengan berbagai penggunaan komposisi, shutter speed, cahaya, panning,ruang tajam, dll. Berpikirlah seperti seorang editor, ciptakan warna sendiri dari insting yang ada dibenak anda.
Sebagai pedoman untuk melakukan praktek-praktek Street Fotografi ini, saya selalu menggunakan EDFAT. Apa dan bagiaman EDFAT tersebut, teman-teman bisa membacanya sebagai berikut :
Untuk memilih tindakan dalam kaitan mendapatkan foto jurnalistik sebagai pilihan profesi, maka metode yang diperkenalkan “Walter Cronkite School of Jurnalism and Telecommunication Arizona State University”
Sebagai metoda EDFAT yang mungkin tepat digunakan sebagai pembimbing dalam setiap penugasan ataupun mengembangkan suatu konsep fotografi pribadi.
EDFAT adalah metoda pemotretan untuk melatih cara pandang melihat sesuatu dengan detil yang tajam.
Tahapan-tahapan yang dilakukan pada setiap unsur dari metoda itu adalah sesuatu proses dalam mengincar suatu bentuk visual atas peristiwa bernilai berita.
ENTIRE (E) . Dikenal juga sebagai established shot, suatu keseluruhan pemotretan yang dilakukan begitu melihat suatu suatu peristiwa atau bentuk penugasan lain untuk mengintai bagian-bagian untuk dipilih sebagai objek.
EDFAT adalah metoda pemotretan untuk melatih cara pandang melihat sesuatu dengan detil yang tajam.
Tahapan-tahapan yang dilakukan pada setiap unsur dari metoda itu adalah sesuatu proses dalam mengincar suatu bentuk visual atas peristiwa bernilai berita.
ENTIRE (E) . Dikenal juga sebagai established shot, suatu keseluruhan pemotretan yang dilakukan begitu melihat suatu suatu peristiwa atau bentuk penugasan lain untuk mengintai bagian-bagian untuk dipilih sebagai objek.
DETAIL (D). Suatu pilihan atas bagian tertentu dari keseluruhan pandangan terdahulu (entire), tahap ini adalah suatu pilihan pengambilan keputusan atas sesuatu yang dinilai tepat sebagai “point of interest”nya.
FRAME (F). Suatu tahap dimana kita membingkai suatu detil yang telah dipilih. Fase ini mengantar seorang calon foto jurnalis mengenal arti komposisi, pola, tekstur dan subjek pemotretan dengan akurat. Rasa artistik semakin penting dalam tahap ini.
ANGLE (A). Tahap dimana sudut pandang menjadi dominan, memotret dari ketinggian, bawah, sejajar.
TIME (T). Tahap penentuan penyinaran dengan kombinasi yang tepat antara difragma dan kecepatan. Pengetahuan teknis atas keinginan membekukan gerakan atau memilih ruang tajam adalah salah satu persyaratan yang sangat diperlukan.
Foto di bawah ini adalah hasil praktek EDFAT pertama kali yang aku lakukan di daerah Kampung Madaskar Kota Medan sewaktu mengikuti workshop singkat tentang street fotografi yang difasilitasi oleh Sinuhaji (wartawan Sindo_red) tanggal 19 Desember 2009 yang lalu.
Pada saat praktek, banyak diantara teman-teman termasuk saya sendiri yang ikut hunting mengalami kesulitan untuk mempraktekan EDFAT ini. Pengalaman adalah guru terbaik, begitu kata pepatah bijak. Hasil jepretan menjadi bahan evaluasi untuk menajamkan insting EDFAT. Berlatih dan terus mengevaluasi hasil jepretan adalah cara yang sangat efektif untuk bisa memahami teori dan praktek.
Profesionalisme itu dimulai dari amatiran. Hal ini yang terus memberikan semangat kepada diri saya untuk terus belajar dan berbagi apa yang telah dan sendang saya lakukan untuk proses itu. Mudah-mudahan bisa memberikan manfaat bagi banyak orang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar